KABUPATEN BEKASI (CB) – Penyakit mulut dan kuku yang menyerang hewan menjadi kekhawatiran para pertenak dan penjual hewan qurban, apalagi sebentar lagi menjelang idul adha.

Beberapa hari lalu Kabid Kesehatan Hewan pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi ada hewan ternak sapi yang terjangkit PMK. Dua ekor di Kecamatan Cikarang Barat dan lima ekor di Kecamatan Cikarang Timur serta kondisi hewan tersebut sudah membaik.

Menurut Wakil Ketua I DPRD Kabupaten Bekasi Mohamad Nuh mengatakan, Kasus ditemukannya PMK di Kabupaten Bekasi tidak boleh dianggap selesai begitu saja. Bahkan dikhawatirkan penularannya akan terjadi dengan endemi yang sangat cepat. “Pesan saya kepada dinas terkait, agar bisa mengantisipasi penyakit PMK ini. Saya yakin ketika kurban maka akan terjadi import daerah lain masuk ke Kabupaten Bekasi. Maka harus dipastikan mekanisme pencegahan harus dilakukan dengan sangat ketat. Sebagaimana ketatnya covid kemarin,” kata M. Nuh. Rabu (15/6/2022).

Kenapa demikian, lanjutnya, karena hal ini akan merugikan masyarakat yang memiliki atau yang berteman sapi. Karena ternak itu menjadi tumpuan harapan ekonomi masyarakat yang tahunan mereka nikmat ketika musim kurban. “Kalau mau dilihat dari sekup lebih besar lagi, hendaknya dari dinas terkait menyerukan kepada pemerintah pusat supaya lebih sensitif lagi menerima kedatangan importir hewan-hewan dari daerah-daerah luar yang aman dan tidak terjangkit PMK. Karena Indonesia sudah cukup lama mengamankan hewan terbebas dari penyakit mulut dan kuku ini. Nah,, ini aneh kalau di Indonesia datang lagi penyakit ini. Jangan sampai PMK merebak dan merugikan masyarakat. Terutama masyarakat peternak,” Pungkasnya.

Masih Kata M.Nuh, Walaupun Dinas sudah membentuk tim pengawas kesehatan hewan yang terdiri atas personel gabungan perangkat daerah Pemkab Bekasi ditambah dari Perhimpunan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Cabang Jawa Barat 5 guna memastikan kesehatan hewan kurban termasuk dari potensi penularan PMK. Dia meminta agar melakukan karantina hewan yang masuk ke kabupaten Bekasi dari luar.”Maka sekali lagi, dinas terkait dengan satgas nya agar mengantisipasi cepat kedatangan hewan import yang terbebas dari PMK. Agar tidak ada terjadi penularan pada hewan lainnya. Saran saya, lakukan karantina hewan yang masuk dari luar juga cukup efektif dalam pencegahan. Agar tidak terjadi hal yang mengerikan,” tegas M. Nuh

Sebelumnya Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi terus mengantisipasi agar hewan ternak kambing dan sapi yang terkena Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) tidak masuk ke Kabupaten Bekasi. Dinas Pertanian juga telah membentuk tim atau satgas agar penjualan hewan ternak untuk kebutuhan Idul Adha 1443 H terbebas dari PMK.

Kabid Kesehatan Hewan dan Kesmavet pada Dinas Pertanian Kabupaten Bekasi, drh. Dwiyan Wahyudiharto mengatakan, pihaknya telah membentuk satuan tugas (Satgas) antisipasi masuknya PMK ke Kabupaten Bekasi. “Kami telah membentuk tim satgas ditingkat dinas untuk mengantisipasi masuknya ternak yang terkena wabah PMK itu,” ujar drh.

Jumlah satgas yang diterjunkan ke lapangan sebanyak 30 orang yang berasal dari bidang kesehatan hewan dan peternakan. Mereka juga akan dibantu penyuluh dan melibatkan dari luar seperti Perhimpuna Dokter Hewan Indonesia (PDHI).“Jadi akan dilakukan pemeriksaan langsung di lokasi pedagang hewan kurban, termasuk kita libatkan balai karantina hewan di Setu, jadi kita harus bergandeng bersama antisipasi wabah PMK agar tidak masuk ke Kabupaten Bekasi,” tambahnya.

Bahkan, pihaknya juga telah mensosialisasikan kepada peternak agar tidak memasukkan hewan ternak dari daerah wabah. Di antara daerah yang telah dinyatakan wabah PMK yaitu Jawa Timur termasuk Kabupaten Gresik, Lamongan, Sidoarjo dan Mojokerto.“Jadi tidak boleh masuk dan mengeluarkan hewan ternak dari daerah wabah itu, seandainya mau dimasukkan ya harus ada surat keterangan kesehatan hewan dari daerah asal. Jadi tim kita akan terus bergerak dan memonitoring terutama hewan kurban,” tegasnya.

Dwiyan juga mengakui jika Kabupaten Bekasi bukanlah daerah penghasil ternak untuk memenuhi konsumi kebutuhan daging ternak, khususnya untuk Idul Adha. Tetapi Kabupaten Bekasi menjadi tujuan pasar daerah luar yang memasarkan ternaknya untuk memenuhi kebutuhan hari besar umat Islam itu.

Selain itu, Dinas Pertanian juga bekerjasama dengan balai veteriner Subang untuk uji lab atau sample jika ada laporan warga terkait wabah PMK. Meski begitu, Dinas Peternakan memastikan sejauh ini belum ada laporan hewan ternak terindikasi wabah PMK di Kabupaten Bekasi. “Jadi belum ada terkonfirmasi positif PMK dari Lab itu belum ada,” tandasnya.(ADV)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *