Fraksi Gerindra Kabupaten Bekasi Berikan Solusi PTMT
-
Foto: Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Bekasi, Lydia fransisca
KABUPATEN BEKASI (CB) – Pemerintah Kabupaten Bekasi berencana akan memulai Pembelajaran Tatap Muka Terbatas (PTMT), karena melihat kondisi Kabupaten Bekasi masuk level 3 penyebaran virus Covid 19.
Menurut ketua fraksi Partai Gerindra DPRD Kabupaten Bekasi Lydia fransisca, menuturkan, terkait pembelajaran tatap muka kalau memang mau dilakukan ada beberapa persyaratan yang harus di penuhi oleh penyelenggara pendidikan.
“Sebenernya kalau kita mau bicara setuju atau tidak setujunya pasti masih mengalami pro kontra mengenai PTM, Karena saya juga tau ke khawatirannya tapi sebagian orang tua juga setuju, kalau kita bicara terkait PTM ini sebenarnya juga banyak menimbulkan permasalahan yang menurut saya harus ada solusi jalan keluar, kita juga tahu pemerintah sudah membuat simulasi, kalau mau dilaksanakan PTM penyelenggara harus mematuhi prokes, memastikan tenaga pelajar sudah menerima vaksin dan pembatasan Kouta dalam kelas,” Ucapnya. Jum’at (03/09/2021).
Selain itu menurut dia kondisi pendidikan di Kabupaten selama Pandemi Covid 19, dia mendukung akan dilaksanakannya PTM karena mengingat Kabupaten Bekasi juga salah satu daerah yang jumlah sekolah negerinya belum bisa menampung masyarakat yang mau sekolah.
“Untuk bisa punya sekolah yang bisa merata di seluruh kecamatan pun kita belum ada, makanya kita sering sekali setiap PBBD online kita suka susah untuk bertarung untuk satu sama lain karena memang ada zonanisasi, penduduk kabupaten tinggi, sedangkan kebutuhan pendidikan dan kesehatan tinggi,” Ucapnya.
” Sekarang kalau kita tidak mulai dengan PTM, otomatis juga anak-anak kesulitan punya kapasitas, sekarang kalau anak-anak kalau tidak punya kapasitas mereka gak punya skill menjadi penyumbang kemiskinan jangka panjang,” sambungnya.
Efektivitas pembelajaran daring selama Pandemi menurut dia, pendidikan itu bukan hanya tanggung jawab sekolah akan tetapi jadi tanggung jawab orang tua dan pemerintah, selama 2 tahun pembelajaran daring yang dilihat masih ada sebagian orang ada yang berpikiran belajar daring anaknya jauh efektif dan ada sebagian orang belajar daring tidak efektif jadi belum bisa memberikan penilaian yang pasti.
“Karena setiap orang berbeda kisnya ada ya mungkin internet di rumahnya tidak masuk kemudian harus sharing belajar di kantor desa bersama anak-anak lain sedangkan ketika belajar harus fokus kemudian di tempat sama anak lain juga yang harus pakai internet kemudian belajar jadi tidak efektif karena terlalu berisik, inilah kendala yang di rasain masyarakat, saya mencoba untuk memahami saya juga tidak bisa menilai, karena tidak pernah ada yang siap dengan covid yang kita lakukan adalah mengambil sikap untuk mengantisipasi itu yang sekarang dilakukan oleh pemerintah,” Ucapnya.
Dia juga menghimbau kepada para orang tua harus menjaga prokes dengan baik karena walaupun semua beban di letakan kepada penyelanggara pendidikan, yang harus memenuhi syarat sedangkan di rumah orang tua tidak menerapkan prokes yang sama maka menurutnya distribusi Covid akan tetap terjadi.
“Selagi orang tua hari ini mau ikut membantu peran pemerintah untuk bisa mendukung PTM terbatas, saya juga meminta dukungan dari orang tua untuk setia menjaga prokes, karena ini semua bukan hanya menjadi peran pemerintah saja, ya kalau bukan kita yang menjaga diri kita sendiri otomatis akan merugikan orang lain,” Tutupnya.(Boe/ADV)